Untuk 
mengurusi Indonesia, Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels menjadi 
gubernur jenderal di Indonesia (1808-1811). Tugas utama Daendels adalah 
mempertahankan Jawa dari serangan Inggris sehingga pusat perhatian 
Daendels ditujukan kepada pertahanan dan keamanan. 
a. Membentuk tentara gabungan yang terdiri atas orang-orang Bugis, Makassar, Bali, Madura, dan Ambon.
b. Menjadikan kota Batavia sebagai benteng pertahanan.
c. Membuat galangan beserta kapalnya di Surabaya.
d. Membangun pelabuhan Cirebon, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Tanjung Merak.
e. Membangun jalan raya dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1000 km. 
Pembangunan 
jalan ini menyebabkan ribuan orang mati karena kelelahan, siksaan, 
kelaparan, dan penyakit. Daendels tidak pernah mau menghiraukan 
penderitaan rakyat sehingga ia mendapat julukan Jenderal Guntur.
Untuk 
memperoleh dana, Daendels menjual tanah-tanah kepada orang-orang swasta.
 Akibatnya, tanah-tanah partikelir mulai bermunculan di sekitar Batavia,
 Bogor, Indramayu, Pamanukan, Besuki, dan sebagainya. Bahkan, rumahnya 
sendiri di Bogor dijual kepada pemerintah, tetapi rumah itu tetap 
ditempatinya sebagai rumah tinggalnya. 
Tindakan dan
 kekejaman Daendels tersebut menyebabkan raja-raja Banten dan Mataram 
memusuhinya. Untuk menutup utang-utang Belanda dan biaya-biaya 
pembaharuan tersebut, Daendels kembali menjual tanah negara beserta 
isinya kepada swasta, sehingga timbullah sistem tuan tanah di Jawa yang 
bertindak sebagai raja daerah, misalnya di sekitar Batavia dan 
Probolinggo.
Kekejaman 
Daendels tersebut terdengar sampai ke Prancis. Akhirnya, dia dipanggil 
pulang karena dianggap memerintah secara autokrasi dan Indonesia 
diperintah oleh Jansens.
Sumber : http://www.cpuik.com/2013/10/kebijakan-masa-penjajahan-belanda-i-di.html

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar